MengikutiNabi saw. tidak lain dengan menjalankan Islam secara kaffah (totalitas) mengamalkan seluruh syariah-Nya baik dalam level pribadi, keluarga, masyarakat dan negara. Itulah wujud cinta sejati kita kepada Nabi saw. Sudahkah cinta sejati itu mewujud dalam diri kita? Wa mâ tawfîqî illâ bilLâh. [Arief B. Iskandar]
Cintanyakepada Rasulullah melebihi cintanya kepada orang tua, istri/suami dan anaknya, bahkan dirinya sendiri. Sebagaimana sabda Rasulullah Rasuullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) : "Tidaklah sempurna iman salah seorang kamu sehinga aku lebih dicintai dari kedua orang tuanya dan anak-anaknya."
CintaNabi : Wajib Taat Syariat, Tanpa Nanti, Tanpa Tapi! @Mariana - admin. 12/11/2020. Ketgam : Mariana, S.Sos. view 64. Oleh : Mariana, S.Sos ( Guru SMPS Antam Pomalaa- Kolaka ) Dilansir oleh TRIBUNNEWS.COM, 28 Oktober 2020, Hikmah dan Keutamaan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Jatuh pada Kamis, 29 Oktober 2020.
Bethe first to review "Konsekuensi Cinta Kepada Nabi Muhammad" Cancel reply. Hukum Meminta-minta dan Mengemis dalam Syariat Islam Rp 27,500; Hadiah Istimewa Menuju Keluarga Sakinah Rp 25,000; FB Pustaka At-Taqwa. Penerbit. Khazanah Fawaid (4) Maktabah Muawiyah (13) Media Tarbiyah (12)
. *TWIBBON MAULID NABI 1442H* *Hiasi sosial media* kita dengan perwujudan *cinta* kita kepada *Nabi Muhammad SAW* , dalam rangka menyambut *Maulid 1442H Nabi Muhammad SAW* , salah satunya dengan *_twibbon_* .*Twibbon* ini bisa dipakai menjadi foto profil, story, status, post di sosial media atau lainnya. *Caranya* 1️⃣ *Klik* *Upload* foto yang akan kita aplikasikan3️⃣ Lalu pilih *template* gambar yang diinginkan4️⃣ *Download* atau *screenshot* jika gagal *Selesai* . *Sebarkan* gambar yang sudah jadi ke sosial media kita beserta *linknya* .Semoga kita semua menjadi *penyebar kebaikan* dan *keberkahan* selalu *menyertai* kita. Aaamiin. Catatan *bintangi* ⭐ chat ini di Whatsapp, untuk menghindari *kelupaan* .
Oleh Leni Marlina, S. E Walas 6CMencintai itu tidak mudah, membutuhkan upaya-upaya tertentu untuk menumbuhkannya dan menyuburkannya dalam dada. Jangankan mencintai orang-orang atau sesuatu yang tidak pernah kita indera, bersama orang-orang yang terdekatpun kita butuh penguatan-penguatan untuk dapat mencintai dan mempertahankan cinta. Cobalah kita mengaca pada diri kita sebagai orang tua belum tentu sepenuh hati mencintai ananda dan belum tentu pula mendidiknya dengan kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam adalah cinta yang keluar dari keimanan yang tinggi. Cinta yang murni untuk seorang manusia yang memiliki akhlak yang sangat Agung. Rasulullah bersabda “Tidak sempurna keimanan setiap kalian sampai aku lebih kalian cintai daripada orang tua kalian, daripada anak kalian, dan daripada seluruh manusia”HR. Bukhari MuslimMencintai Nabi SAW, terus belajar dari sirah Rassulullah SAW, mengambil ibrah dari setiap perjalanan kehidupan Rasulullah SAW. Menghadirkan diri pada majlis-majlis hadist Rasulullah SAW, juga mempelajari hadist yang terkait dengan kesempurnaan pribadi beliau agar lebih menghunjam dan menambah kecintaan. Terus bershalawat kepada nabi pada setiap cinta kepada nabi juga harus mencintai orang-orang yang selalu bersamanya yaitu para sahabat dan keluarganya, juga harus mencintai ahlul bayt yaitu dzurriyat Rasulullah SAW, karena keturunan beliau SAW harus dijaga dan dimuliakan. Ahlul bayt memiliki ikatan nasab dengan Rasulullah dari Fatimah Azzahra sampai hari kiamat. Kesaksian Allah dan RasulNya akan kesucian ahlul bayt seperti dalam firman Allah SWT,“Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bayt dan membersihkannya kamu sebersih-bersihnya”QS. Al Ahzab 33Rasulullah bersabda “Sesungguhnya aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang jika kalian berpegang teguh padanya maka kalian tidak akan tersesat, yaitu kitabullah dan keturunan ahli baytku”HR. An-Nasai dan Ath-TabraniIbnu Abbas ra meriwayatkan, bahwa Nabi SAW bersabda, “Cintailah Allah karena nikmat yang telah dilimpahkanNya kepada kalian, cintailah aku karena Allah mencintaiku, dan cintailah ahlul baitkeluargaku karena cintaku kepada mereka”.Dari firman Allah SWT dan sabda Rosulullah SAW, dapat disimpulkan bahwa mencintai Rosulullah SAW, merupakan cinta yang utuh dan totalitas, mencintai semua yang dicintai Rasulullah juga mencintai semua yang diajarkannya. Mencintai Nabi Muhammad SAW, tak sekedar mencintai sosoknya belaka. Tetapi harus merangkul pula apa-apa yang membersamainya, yaitu sahabatnya, ahlul baytnya, perjuangannya dan tentu aturannya yaitu telah mewariskan dua hal penting bagi ummat manusia, berpegang kepada warisan tersebut niscaya selamat perkara di dunia dan akhirat. Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW merupakan petunjuk untuk ummatnya. Maka cintailah Rasulullah SAW dengan sepenuh hati , cinta tanpa tapi, cinta butuh bukti. Dua warisan nabi bukan hanya untuk dipelajari, tapi harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat juga bernegara, dua warisan nabi merupakan syariat Islam yang harus diterapkan oleh ummat Islam, sebagai bukti kecintaan kepada Allah dan adalah agama paripurna, semua bidang kehidupan manusia diatur oleh syariah Islam. Syariah Islam mengatur tatacara ibadah, akhlak, makanan dan minuman, berpakaian, muamalah hingga politik dan bernegara. Kesempurnaan Islam sesuai dengan firman Allah “Pada hari ini telah aku sempurnakan agama kalian untuk kalian, telah aku cukupkan nikmat-Ku bagi kalian dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agama kalian”QS. Al-Maidah 3Karena Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna, maka tidak ada alasan bagi umat untuk tidak taat dan menjalankan syariah Islam secara total. Inilah pembuktian keimanan seorang muslim pada Allah dan RasulNya. Pembuktian cinta kepada Nabi dengan menerapkan Syariah Islam, Cinta karena Allah, berbaris dalam perjuangan, berpegang dengan tali agama Allah.“Cinta nabi cinta syariah, cinta nabi cinta dengan bukti dan tanpa tapi”
Cinta itu berkah dan rahmat. Berkah karena dengannya manusia memiliki rasa saling menyayangi, berempati, dan saling peduli. Rahmat karena ia naluri yang Allah berikan pada setiap insan. Tatkala ia digunakan untuk ketaatan, maka mewujudkan maslahat dan selamat. Namun, ketika ia digunakan untuk kemaksiatan, maka hanya akan mendatangkan mudharat dan laknat. Begitulah rasa cinta. Bisa berbuah pahala, namun juga berpotensi menabur dosa. Cinta hakikatnya adalah Allah dan RasulNya. Sebab, kecintaaan kepada Allah dan RasulNya akan menghantarkan manusia pada jalan kebenaran. Saat seorang hamba mengedepankan cintanya kepada Allah dan RasulNya, sejatinya ia telah berjalan menuju Surga. Sebab, kecintaaannya kepada Allah dan RasulNya mampu mencegahnya berbuat mungkar. Tentu saja ini bukan sembarang cinta. Yang hanya terucap dari lisan, tapi nihil dalam perbuatan. Cinta itu mencinta tanpa lelah. Cinta itu membutuhkan komitmen ketaatan. Cinta Allah dan RasulNya wajib diutamakan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala yang berbunyi “Katakanlah wahai Muhammad kepada umatmu Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku Muhammad, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian“. QS. Ali Imron 31. Ayat ini menjelaskan bahwa cinta kepada Allah harus menjadi derajat cinta paling tinggi di hati kaum mukminin. Ayat ini juga mengandung makna bahwa kita diwajibkan mengikuti Nabi Shallahu alaihi wa Sallam. Mengikuti seluruh syariat yang dibawanya. Mulai dari lisannya, perbuatannya, bahkan diamnya Nabi wajib diteladani. Ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah akan mencintai kita manakala kita meneladani Nabi Shallahu alaihi wa Sallam. Diantara bentuk cinta itu adalah memaknai Maulid Nabi Shallahu alahi wa Sallam dengan sebenar-benarnya. Bukan sekadar bersalawat atau menyebut namanya dalam doa, tapi juga mengikuti seluruh petunjuk risalahnya. Rasulullah mengajarkan bagaimana kesungguhan beribadah kepada Allah. Meski beliau kekasih Allah, tak serta merta membuatnya lembek dalam beribadah. Bahkan kaki beliau sampai bengkak saat salat karena banyaknya taubat dan istighfar yang dilakukannya. Rasulullah mengajarkan kepemimpinan luhur dengan mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshar dalam satu ikatan akidah Islam yang kokoh. Rasulullah menyemat pesan hijrahnya bahwa Islam akan tegak bersama orang-orang yang ikhlas dan rela berkorban. Rasulullah selalu berikhtiar dalam memenangkan agama Allah. Diantaranya beliau sering terlibat dalam peperangan dengan orang-orang kafir. Rasulullah tak hanya memberi teladan sebagai individu, berkeluarga, dan bersosial semata. Namun, beliau juga mengajarkan berpolitik dan bernegara sesuai tuntunan Islam. Rasulullah memberi keteladanan tentang keberagaman tanpa menyalahi syariat Islam. Hal itu tercermin dari isi piagam Madinah. Menyatu tanpa mencampuradukkan ajaran Islam dengan selainnya. Sebagai kepala negara di Madinah, Rasulullah menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. Hal itu tertuang nyata di dalam Shahîfah atau Watsîqah al-Madînah Piagam Madinah “Bilamana kalian berselisih dalam suatu perkara, tempat kembali keputusan-nya adalah kepada Allah Azza wa Jalla, dan kepada Muhammad saw…Apapun yang terjadi di antara pihak-pihak yang menyepakati piagam ini, berupa suatu kasus atau persengketaan yang dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan, tempat kembali keputusan-nya adalah kepada Allah Azza wa Jalla dan kepada Muhammad Rasulullah saw.” Ibnu Hisyam, As-Sîrah an-Nabawiyyah, I/503-504. Memperingati Maulid Nabi saw memang seharusnya dimaknai secara mendalam. Agar peringatan Maulid tak sekadar seremonial tahunan yang kosong makna. Mencinta Nabi sudah seharusnya mencintai seluruh syariat yang dibawanya. Tidak pilah pilih sekehendak hati. Tak ada dikotomi dalam meneladani Nabi saw. Saat salawat mengingatnya, saat menjalani kehidupan kita melalaikan sebagian syariatNya. Mari renungkan sabda Nabi saw berikut ini “…Sungguh siapapun dari kalian yang berumur panjang sesudahku akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu kalian wajib berpegang pada Sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Berpegang teguhlah pada sunnah itu dan gigitlah itu erat-erat dengan gigi geraham….” HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan at-Tirmidzi. Pengirim Chusnatul Jannah, Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban Disclaimer Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected]
Dan kemudian masuk seperti biasanya dengan mengisi form dan klik bagian saksikan maulid nabi. Seperti video yang tersemt. Terima kasih kepada semua Sahabat Cinta Nabi...Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan urusan dunia, dan urusan akhirat kita pun diberikan keberlimpahan. Khalifah Mu'tashim Billah pernah mengirim pasukan yg panjangnya dari ujung kota satu ke kota lainnya demi menangkap dan menghukum seorang yg telah menodai kehormatan ketika Nabi Muhammad SAW yang dihina ditambah islam dibuat stereotip negatif, maka tentu harusnya kaum muslimin seluruh dunia berhak marah atas prilaku penghinaan Akbar! Siapa pun yang mengaku mencintai Nabi Muhammad ﷺ, dia akan marah, geram dan tidak suka atas penghinaan akan membuat alasan yang berbeda dengan pendapat jumhur ulama, kesepakatan ijmaul sahabat, dan tentu bersama dengan kebanyakan kaum muslim yang menentang atas penghinaan Nabi Muhammad cintanabiofficial 100 Media is too big VIEW IN TELEGRAM Kenapa Berlebihan Mencintai Rasulullah SAW - Al-Habib Umar Bin صلِّ على سيِّدنا محمَّد وعلى آلِ سيِّدنا محمَّد...Mudah-mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita bisa di golongkan dengan orang-orang sholeh...Aamiin.......Video By IGPena_Tarim- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Follow cintanabiofficial firman Allâh Azza wa Jalla .Sesungguhnya jawaban oran-orang Mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allâh dan rasul-Nya agar Rasul menghukum mengadili di antara mereka ialah ucapan, “Kami mendengar dan kami patuh”. dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung. [QS. an-Nûr/2451]..Jawaban cinta bagi penggagum Rasulullah ﷺ adalah ketaatan totalitas dalam menjalankan apa-apa yang telah ditetapkan Rasulullah SAW...Termasuk pula, ketika Nabi Muhammad ﷺ dihina, dicaci dan bahkan digambarkan karikaturnya, maka sesungguhnya kita berhak marah atas prilaku demikian...Followcintanabiofficial . Abdullah bin Mas'ud menuturkan bahwa ia pernah melihat Rasulullah ﷺ tidur di atas tikar sampai membekas punggung Nabi. Ketika Rasulullah ﷺ bangun, Abdullah bin Mas'ud mengusap punggung Nabi ﷺ dan berkata “Wahai Rasulullah, bolehkah saya mengambil hamparan di atas tembikar ini untuk menjaga badan Rasul?”.Rasulullah ﷺ pun menjawab “Apalah artinya dunia bagiku? Aku di dunia ini tidak lebih dari seorang yang sedang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkan pohon itu,”.Sementara itu Sayyidina Umar bin Khattab menangis saat meilhat Rasulullah ﷺ tidur di atas tempat tidur yang seperti itu. Ketika melihat tangisan Sayyidina Umar, Rasulullah pun bertanya “Mengapa engkau menangis, Wahai Umar?”.Sayyidina Umar pun menjawab “Saya teringat Kisra raja Persia dan Kaisar raja Romawi. Anda adalah Nabi Allah, tidur di tempat seperti itu. Sementara mereka tidur di atas ranjang-ranjang emas, dan pakaian mereka adalah kain-kain sutera yang bagus,”.Mendengar hal ini, Rasulullah ﷺ kemudian berkata “Wahai Umar, apakah kamu tidak rela jika mereka hanya memperoleh hal itu di dunia saja, sementara nanti akhirat hanya akan menjadi milik kita?”.Follow selalucintanabiofficialcintanabicintasyariah Ngetik nama panjang kena setrap, ngetik singkatannya kena gebuk, Upload Fotonya dilarang, Sebarkan Videonya ntar begini toh iklim Demokrasi, HAK UNTUK BERPENDAPAT diatur menurut mereka. Kalau bisa diubah SECARA MENDASAR kenapa HARUS cintanabiofficial Al-Hafidz Ibnu Asakir dalam “Tabyin Kadzib Al-Muftari” hlm. 29 berkata“Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya daging para ulama itu beracun menggunjingnya adalah dosa besar, dan kebiasaan Allah dalam menyingkap kedok para pencela mereka ulama telah diketahui bersama. Karena mencela mereka dengan sesuatu yang tidak ada pada mereka, merupakan petaka besar, dan melecehkan kehormatan mereka dengan cara dusta dan mengada-ada merupakan kebiasaan buruk, dan menentang mereka yang telah Allah pilih untuk menebarkan ilmu, merupakan perangai tercela”.Sesungguhnya ulama-ulama yang berpegang teguh dalam amar maruf nahi munkar, berjuang dan membela agama ini, dan tidak tergoda dengan kekuasaan yang semu, maka sejatinya para ulama itu adalah pewaris para nabi.cintanabiofficial
cinta nabi cinta syariah